Jumat, 6 Maret 2015, ruangan Auditorium Surya University disulap menjadi ruangan pameran kekayaan budaya Indonesia dari Sumatra hingga Papua. Berbagai macam objek budaya ditampilkan mulai dari wayang kulit,  kerajinan gerabah, angklung, makanan dan minuman tradisional, kain, wayang golek dan berbagai objek budaya lainnya.

Dalam rangkaian acara Bhinneka Fest hadir pula teman-teman dari Gerakan Sejuta Data Budaya (GSDB) dan komunitas Sobat Budaya sebagai pengisi acara.

Hokky Situngkir dari GSDB memberikan pemaparan mengenai Batik dan Sains. Dipaparkan juga mengenai software mBATIK, sebuah software yang bisa dipergunakan untuk membuat motif batik fraktal. Para pengunjung pameran pun diajak untuk mencoba merasakan sensasi membatik tradisional dengan menyanting.

Hokky Situngkir juga memaparkan materi mengenai musik dan sains. Pemaparan ini dikolaborasikan secara apik dengan pertunjukan jazzifikasi musik nusantara. Ada 9 lagu nusantara yang dinyanyikan dan di-remake menjadi lagu bernuansa jazz. Lagu-lagu yang dinyanyikan adalah Sigulempong, Dek Sangke, Kambanglah Bungo, Padang Wulan, Tanduk Majeng, O Ina Ni Keke, Ati Raja, Huhate dan Sarinande.

Di sesi akhir Bhinneka Fest, Ketua Sobat Budaya Indonesia, Erlan Rinaldi, dan Ketua Sobat Budaya Jakarta, Siti Wulandari, berbagi cerita tentang misi dan visi Gerakan Sejuta Data Budaya serta pengalaman perjalanan ekspedisi budaya dalam rangka mendata budaya tradisi Indonesia.

Pagelaran acara Bhinneka Fest ini diselenggarakan atas kerjasama Center of Complexity & Center of Music Development Surya University. Acara Bhinneka Fest dibantu juga oleh Sobat Budaya, Bandung Fe Institute, AcroBatik, INVASA dan JNE.