Keroncong Week, Kenalkan Keroncong Pada Anak Muda
Musik keroncong merupakan percampuran permainan beberapa alat musik seperti ukulele (cak dan cuk), biola selo, flute dan berakulturasi dengan beberapa alat musik lainnya seperti gamelan dan seruling bambu. Musik keroncong sejatinya berasal dari permainan musik fado dari orang-orang Portugis yang dulu menetap di Batavia pada abad 16. Lama-kelamaan musik fado ini berbaur dan berakulturasi dengan musik nusantara, dan kita kenal dengan seni musik keroncong. Keroncong pun kemudian memiliki varian musik baru seperti langgam jawa dan campur sari.
Musik keroncong yang populer di abad 19 kini kian memudar dan tidak dikenal lagi terutama di kalangan anak muda. Musik keroncong dianggap sebagai musik yang kuno dan membosankan karena bertempo lambat dengan tembang yang mendayu-dayu. Sundari Soekotjo merasa prihatin dengan kondisi ini.
Tidak bisa disangkal bahwa musik keroncong sudah menjadi warisan budaya Indonesia, namun ketenarannya semakin pudar, dan tak banyak diketahui oleh anak-anak muda. Oleh karena itu, Sundari pun berupaya menembangkan pop-keroncong, musik keroncong yang lebih mudah diterima oleh kalangan anak-anak muda. Selain itu, Sundari bersama teman-teman dari Yayasan Keroncong Indonesia (Yakin) akan juga menyelenggarakan Keroncong Week di bulan April ini. Selama helatan Keroncong Week, akan banyak musisi muda lintas genre yang akan membawakan musik keroncong dengan cara yang berbeda dan menarik tentunya. Upaya-upaya ini diharapkan dapat mengenalkan kembali anak muda dengan warisan budaya Indonesia yang telah kian memudar di masa kini.
Sumber Berita
Lebih Jauh Tentang
Tidak Ada Komentar