Perlu Dicontoh
infobudaya.net: – Dunia yang semakin kecil oleh kecanggihan teknologi jelas berdampak pada meredupnya segala aspek yang bernuansa tradisional, termasuk permainan anak. Kini anak-anak lebih senang dan peka terhadap permainan yang berbau digital. Ragam permainan digital yang berhasil dimuat dalam sebuah gadget mini saja.
Tetapi hal demikian mulai diantisipasi oleh sebagian kalangan, seperti yang terjadi pada SMK 1 Pundong, Bantul, Yogyakarta. Ketika Masa Orientasi Siswa (MOS) berlangsung, sekolah tersebut menolak menerapkan perpeloncoan namun lebih memilih memasukan materi kebudayaan. Materinya sederhana yaitu melombakan sejumlah tradisi serta budaya Jawa. Ada lomba egrang, sinoman, bermain congklak, mewiru kain, sungkem berbahasa Jawa, atur-atur kenduri, hingga lomba berbahasa Jawa kromo inggil.
Tujuannya sederhana: untuk menghindari aksi kekerasan yang seringkali terjadi pada masa orientasi. Dan mengemas kegiatan MOS lebih humanis dan berbudaya. Saripati yang dapat kita petik dari kisah positif ini perlu dicontoh oleh sekolah-sekolah lain. Dengan begitu peserta didik lebih mengenal dan peka terhadap permainan tradisional meski di tengah arus modernitas.
Sumber:
radarjogja.co.id
Lebih jauh tentang:
Tidak Ada Komentar