Pasar Keroncong Kotagede
Jenis musik modern memang memiliki lebih banyak peminat dibanding jenis musik tradisional. Akan tetapi, bukan berarti musik tradisional begitu saja kehilangan eksistensinya di kalangan penikmat seni. Keroncong adalah salah satu musik tradisional yang masih memiliki tempat di kalangan penikmat seni, meski didominasi oleh kalangan orang tua hingga lanjut usia.
Adalah Djaduk Ferianto, penggagas di adakannya sebuah pementasan di Yogyakarta yang bertajuk ‘Pasar Keroncong Kotagede’ pada 15 Desember lalu. Dengan tujuan agar musik keroncong bisa terus lestari sekaligus me-regenerasi keroncong hingga menyentuh kaum muda.
Pementasan ini serupa dengan pasar, sesuai dengan namanya, dimana banyak jenis langgam keroncong yang tampil, sehingga penonton bisa leluasa memilih. Lebih lanjut, seperti pasar pada umumnya, Pasar Keroncong Kotagede juga memberi keleluasaan berinteraksi antara penonton dengan penampil.
Sebagai kota heritage, Kotagede, Yogyakarta dinilai memiliki potensi kesenian keroncong yang besar, terbukti dengan banyaknya grup keroncong yang masih eksis sampai sekarang.
Sejumlah 19 orkes dan penyanyi yang tampil dalam ‘Pasar Keroncong Kotagede’ di tiga panggung yang berbeda. Dengan adanya berbagai proses ini nantinya Kotagede akan menjadi pusat musik keroncong seperti New Orleans yang menjadi pusat musik Jazz.
Diharapkan lebih banyak lagi, minimal masyarakat Indonesia yang ‘melek’ keroncong dan menjadi langkah awal keroncong untuk menjadi jenis musik yang bisa mendunia.
http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/12/memasyarakatkan-keroncong-lewat-pasar-keroncong-kotagede
http://www.jogja.co/pasar-keroncong-kotagede-digelar-12-desember-2015/
Tidak Ada Komentar