Ritual – Ritual Unik Mensyukuri Hasil Panen di Indonesia
Sejak dulu, Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang bertumpu pada sektor pertanian. Hal tersebut membuat sebagian besar pencaharian rakyat Indonesia sebagai petani. Panen menjadi hal sentimentil dalam dunia yang digeluti petani ini, bermacam perayaan menyambut panen pun jamak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Hal tersebut dilakukan semata-mata sebagai rasa syukur atas limpahan berkah melalui panen yang di berikan sang pencipta. Apa kalian tahu apa saja ritual mensyukuri hasil panen dari tiga daerah di Indonesia? Yuk kita pelajari bersama ritual – ritual unik mensyukuri hasil panen di Indonesia!
Ekak Na Luwo
Ritual untuk mensyukuri panen yang pertama adalah Ekak Na Luwo. Ekak Na Luwo adalah ritual yang dilakukan oleh Suku Soge, di Sikka, Flores. Ritual Ekak Nalu Wo biasanya dilakukan pada kebun adat Suku Soge di wilayah Tana Ai (sebutan bagi etnis yang mendiami wilayah timur Maumere). Ritual ini harus dilakukan di lokasi kebun adat untuk meminta restu para penjaga kampong dan leluhur.
Ekak Nalu Wo merupakan ritual adat keempat dimana sebelumnya sudah digelar ritual adat Pahe Uma Weru, Segang, dan Ekak Watar. Prosesi dimulai dengan persiapan beberapa sajian. Sajian tersebut berupa delapan butir telur ayam diletakkan di dalam karak (tempurung kelapa), ditambah sirih pinang, pelang (beras tumbuk) yang juga diletakkan di dalam korak.
Ritual dimulai dengan pelang dan sebuah telur ayam diletakkan ke dalam tempat sesaji berupa daun lontar berbentuk segi empat. Pelang ditaruh diatas batu ceper dan isi telur ayam yang sudah dipecahkan juga dituang diatasnya. Hal tersebut diulang ke sudut – sudut kebun. Selesai melakukan ritual, semua orang berkumpul dan makan bersama
Orom Sasadu
Ritual mensyukuri hasil panen yang kedua adalah Orom Sasadu. Orom Sasadu biasa dilakukan oleh masyarakat Jailolo, Halmahera Barat. Orom sasadu adalah pesta makan adat suku Sahu, Dilakukan setelah panen sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Sang Maha. Hal yang unik dari Orom Sasadu yakni durasi dari pesta. Dahulu kala, Orom Sasadu berdurasi 9 hari 9 malam, 7 hari 7 malam, 3 hari 3 malam, atau cuma semalam tergantung dari hasil panen yang diperoleh. Keunikan lain yaitu selama acara berlangsung mereka yang merayakannya tidak pernah tidur dan tidak pernah mengantuk, makan secara terus menerus sambil bernyanyi dan menari, namun anehnya tidak pernah merasa kenyang dan meminum minuman tradisional tetapi tidak pernah membuat mereka sampai mabuk.
Tradisi Lom Plai
Ritual mensyukuri hasil panen yang ketiga adalah Lom Plai. Lom Plai biasa dilakukan oleh Suku Dayak Wehea, Kalimantan Timur. Lom Plai merupakan puncak ritual pesta panen. Ada beberapa prosesi sebelum tradisi Lom Plai dimulai. Prosesi yang pertama adalah Seksiang. Seksiang merupakan ritual perang – perangan. Uniknya Seksiang ini diadakan di atas perahu. Tidak ada kalah dan menang dalam prosesi Seksiang ini. Prosesi kedua adalah Peknai. Peknai diisi dengan siram – siraman dan menggoreskan arang pada wajah semua warga termasuk pengunjung.
Prosesi selanjutnya adalah dibacakannya mantra dan doa oleh para tetua adat diringi dengan tarian dan nyanyian para penari Hudog untuk memanggil roh Hudog. Tradisi Lom Plai pun di akhiri dengan para penari Hudoh meninggalkan tempat ritual .
Wah unik dan seru sekali ya ritual adat pasca panen. Semoga ritual adat ini tetap terjaga sampai nanti ya. Kalo di daerahmu, ritual pasca panennya seperti apa?
Lebih lanjut
Tidak Ada Komentar