Warna-Warni Festival Budaya Perayaan Kemerdekaan Indonesia
Hari ini, kita tepat merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-72. Masyarakat Indonesia di berbagai daerah merayakan hari kemerdekaan dengan penuh semarak dan keunikan masing-masing. Umumnya kita gegap gempita dengan beragam lomba yang tiap tahun diselenggarakan seperti lomba makan kerupuk, lomba membawa kelereng, lomba memasukan paku, lomba tarik tambang, lomba balap karung, balap bakiak hingga lomba panjat pinang.
Namun, selain beragam perlombaan tadi banyak juga festival kebudayaan yang diselenggarakan di banyak daerah. Dua di antara sekian banyak festival budaya yang diselenggarakan untuk menyambut kemerdekaan Indonesia adalah Festival Perahu Bidar dan Seni Kuda Renggong.
Festival Perahu Bidar adalah festival perahu yang diselenggarakan oleh masyarakat kota Palembang di Sungai Musi. Perahu Bidar dilombakan dalam rangkaian festival kenceran. Dalam festival ini, perahu bidar didayung oleh belasan orang. Acara perlombaan biasanya diselenggarakan dalam rangka perayaan hari jadi kota Palembang dan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Perahu yang biasanya dilombakan pada Hari Kemerdekaan adalah jenis perahu Bidar Tradisional. Perahu dengan panjang 29 meter, tinggi 80 cm, dan lebar 1,5 meter ini didayung oleh 55 pendayung. Menurut cerita rakyat dari Sumatera Selatan, lomba perahu bidar dilakukan untuk menghormati dan menyanjung Dayang Merindu yang berlaku adil terhadap 2 orang pemuda yang mencintainya.
Selain, festival Perahu Bidar ada juga perayaan yang tak kalah seru di kalangan masyarakat Sunda (Jawa Barat). Dalam merayakan kemerdekaan Indonesia, masyarakat Sunda juga biasanya menyelenggarakan pawai Kuda Renggong, sebuah kesenian yang menampilkan 1-4 ekor kuda yang dapat menari mengikuti irama musik. Di atas kuda-kuda tersebut biasanya dinaiki oleh seorang anak yang baru saja dikhitan atau seorang tokoh masyarakat.
Pertunjukan kuda renggong ini dilakukan sambil mengelilingi kampung atau desa, hingga akhirnya kembali lagi ke tempat semula. Setelah itu, diadakan acara saweran yang didahului oleh pembacaan doa yang dipimpin oleh juru sawer (ahli nyawer) dengan menggunakan sesajen yang berupa: nasi tumpeng (congot), panggang daging, panggang ayam (bakakak), sebuah tempurung kelapa yang berisi beras satu liter, irisan kunyit, dan kembang gula. Dan, setelah acara saweran yang dilakukan dengan menaburkan uang logam dan beras putih, maka pertunjukan pun berakhir.
Tidak Ada Komentar