Ingin ke Upacara Seren Taun Ciptagelar? Ini 10 Hal yang wajib kamu tahu tentang Upacara Seren Taun!
Upacara Seren Taun? Apa sih? Dimana tuh? Kapan?
Bagi kamu yang suka jalan–jalan mengeksplor daerah dan budaya yang ada di Indonesia, upacara seren taun ini wajib untuk kalian datangi. Upacara seren taun adalah upacara mensyukuri hasil panen selama satu tahun oleh masyarakat sunda salah satunya di Kampung Ciptagelar, Sukabumi, Jawa Barat. Pelaksanaan upacara seren taun ini pun berlangsung di Kampung Ciptagelar. Untuk perayaan upacara seren taun tahun ini, jatuh pada tanggal 15–17 september 2017. Upacara ini dapat menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang jaraknya tidak jauh dari Ibu Kota. Penasaran? Menjawab pertanyaan kamu semua, sobat budaya sudah merangkumkan 10 Keunikan Upacara Seren Taun, mau tau apa aja? Yuk simak ulasannya berikut ini ya
- Upacara seren taun ini tradisi ritual tahun yang sudah ada sejak masa kerajaan Padjajaran lho! Tidak heran ritual seren taun selalu dapat menyedot perhatian masyarakat. Terhitung sejak pertama kali digelar hingga upacara seren taun tanggal 15–17 September 2017 nanti akan jadi upacara seren taun yang ke-649! Waah!
-
Upacara ini biasanya digelar pada tanggal 22 Bulan Rayagung, sebagai bulan terakhir dalam perhitungan kalender Sunda. Lebih tepatnya berdekatan dengan Hari Raya Idul Adha dalam kalender Hijriyah umat Muslim. Sungguh sebuah akulturasi budaya yang unik. Oia untuk pembahasan pabaru sunda (tahun baru sunda) kalian bisa liat ulasannya disini.
- Upacara Seren Taun ternyata tidak hanya digelar oleh Kampung Ciptagelar. Beberapa desa adat Sunda juga menggelar Seren taun tiap tahunnya yaitu Desa Cigugur, Kabupaten Kuningan; Desa adat Sidang Barang, Desa Pasir Eurih, Kabupaten Bogor; Desa Kenekes, Kabupaten Lebak; dan Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya.
- Ternyata pelaksanaan upacara seren taun pada tanggal 22 Bulan Rayagung memiliki filosofi sendiri. Tidak semua melakukan penumbukan padi, namun apabila ada ritual penumbukan padi pada tangal 22 hal tersebut dimaknai sebagai bilangan 20 dan 2. Padi ditumbuk sebanyak 22 kwintal, dengan 20 kwintal untuk ditumbuk dan dibagikan kembali ke masyarakat dan 2 kwintal untuk benih. Bilangan 20 ini pun merefleksikan unsur anatomi tubuh manusia (getih atau darah; daging; bulu; kuku; rambut; kulit; urat; otak; paru; ari/hati; limpa; mamaras/maras; empedu; tulang; sumsum; lemak; lambung; usus; ginjal; jantung. Dan 2 sisanya mengacu bahwa kehidupan suka duka, baik buruk, siang malam, dan sebagainya.
- Upacara seren taun merupakan ritual terakhir dari beberapa ritual yang dilakukan. Sebelumnya, masyarakat telah menggelar ritual dari padi ditanam hingga padi dipanen, diantaranya Ngaseuk, Sapang Jadian Pare, Selamatan Pare Ngidam, Mapag Pare Beukah, Upacara Sawenan, Syukuran Mipit Pare, Nganjaran/Ngabukti, dan Ponggokan. Betapa padi memiliki tempat tersediri ya bagi warga Ciptagelar.
- Untuk terselenggaranya acara seren taun, pengadaan konsumsi dan segala rentetan acara lainnya dana yang terkumpul merupakan hasil swadaya masyarakat melalui iuran kolektif lho atau dalam bahasa sunda disebut Biasanya dikumpulkan oleh Baris Kolot dari 568 kampung yang tergabung dalam Kasepuhan Adat Ciptagelar. Dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat benar-benar tercermin dalam ritual tahunan ini ya.
-
Puncak acara ditandai dengan Upacara Ngadiukeun, atau memasukkan dan mendudukan ikat padi secara simbolik ke lumbung keramat / Leuit si Jimat oleh pimpinan adat Kasepuhan Ciptagelar. Prosesi ini biasaya banyak menyedot perhatian tidak hanya warga namun juga turis dan para fotografer untuk diabadikan.
-
Objek utama dari upacara seren taun adalah padi. Padi bagi mereka adalah sesuatu yang tak ada bedanya dengan manusia. Perlakuan khusus pada padi pun menjadi adat istiadat yang tetap lestari hingga saat ini. Siklus panen padi hanya dilakukan satu kali setahun selama 5-6 bulan dan kemudian diistirahatkan. Masyarakat adat memiliki kepercayaan bahwa tanah pun perlu dipulihkan, dikembalikan untuk mencapai keseimbangan dan keselarasan alam. Lahan pertanian padi pun tidak boleh menggunakan kimia, kecuali menggunakan bahan yang tersedia dari alam.
-
Membahas mengenai padi, ada satu keunikan lain dari cara masyarakat memperlakukan padi. Ketika menyimpan padi di dalam lumbung, warga tidak melepaskan padi pada tangkainya, namun dibiarkan tetap tergantung dalam keadaan terikat menggunakan tali bambu (pocongan). Kemudian pocongan tersebut disimpan pada galah bambu dengan batang kayu yang bercabang, maksud dari penyimpanan padi dengan cara ini adalah agar padi dapat mengering selama dibawa dan dapat dipertahankan kadar airnya.
-
Upacara seren taun pun menyajikan aneka pertunjukan budaya, diantaranya pertunjukan tari, debus, arak – arakan, dan sebagainya.
Gimana? Menarik kan upacara seren taun. Sampai ketemu di Kampung Ciptagelar, Sukabumi tanggal 15–17 September 2017 ya!
Sumber:
Info lebih lanjut:
Tidak Ada Komentar