Suku Bugis & 5 Gender
Bahasan mengenai gender sekarang semakin sering kita lihat atau kita baca baik dari berita di layar televisi atau pun dalam ulasan elektronik. Hal ini menandakan bahwa isu gender telah menjadi konsumsi yang wajar tidak lagi tabu bagi semua pihak. Nah, apa kamu tahu bahwa bahwa ternyata Bangsa Indonesia telah sejak lama peduli akan isu gender? Bangsa kita ternyata keren ya! Lalu apa hubungannya Suku Bugis dan Lima Gender? Jadi, suku di Indonesia yang mempercayai adanya lima gender tersebut adalah Suku Bugis. Bagaimanakah penjelasannya?
Sebelum membahas kelima gender tersebut lebih jauh, mari kita bedakan terlebih dahulu antara gender dan seks. Istilah seks mengacu pada profil biologis seseorang (biasanya hal ini berkaitan alat kelamin), sementara gender mengacu kepada sikap, perasaan, dan perilaku yang disematkan dengan jenis kelamin tertentu. Sebagai contoh yaitu seorang laki–laki harus bersikap maskulin, dan seorang perempuan harus bersikap feminin. Jadi penasaran bukan dengan kelima gender tersebut? Yuk sama–sama kita simak ulasannya di bawah ini ya!
Orowane
Orowane merupakan bahasa Bugis yang merupakan sebutan bagi kaum pria. Orowane adalah laki–laki yang terlahir secara biologis, memiliki sikap maskulin, layaknya laki–laki pada umumnya. Oleh karena itu, sama seperti di tempat–tempat lain, para Orowane juga bertangung jawab dalam hal bekerja dan memenuhi kebutuhan keluarga.
Makkunrai
Makkunrai merupakan bahasa Bugis yang merupakan sebutan bagi kaum perempuan. Kata Makkunrai sendiri diambil dari busana rok ala wanita yang disebut unre. Kedudukan seorang perempuan dalam masyarakat Suku Bugis juga sangat dihargai. Perempuan dianggap sebagai simbol martabat keluarga, dan biasanya semakin besar jumlah mahar yang diberikan, semakin naik pula kelas sosialnya.
Calalai
Calalai merupakan sebutan bagi seseorang dengan tubuh biologis perempuan namun mengambil peran dan fungsi laki–laki atau dengan kata lain kaum perempuan yang sifat maskulinnya menonjol. Dalam masyarakat, Calalai benar–benar berpenampilan seperti laki–laki asli dan berperan seperti mereka.
Calabai
Calabai merupakan sebutan bagi seseorang dengan tubuh biologis laki–laki namun mengambil peran dan fungsi perempuan. Suku Bugis mengakui Calabai sebagai bagian dari sistem klasifikasi gender mereka. Bahkan para Calabai juga memiliki peran spesial. Diantaranya mereka dianggap ahli mengatur pernikahan.
Bissu
Dalam masyarakat Bugis, Bissu dianggap sebagai perpaduan dari keempat gender yang ada. Tidak sembarang orang dapat dianggap sebagai Bissu. Menurut kepercayaan masyarakat Bugis, Bissu adalah sebuah meta-gender dimana hanya orang–orang yang mempunyai kombinasi dari keempat gender saja yang dapat masuk dalam klasifikasi Bissu. Oleh karenanya Bissu dianggap memiliki kedudukan dan peran yang tinggi dalam masyarakat.
Wah menarik sekali ya budaya kita. Pembelajaran mengenai gender yang ada dalam Suku Bugis ini semoga dapat membuka wawasan dan pengetahuan kita akan ragam budaya di Indonesia ya! Tidak lantas saling menghakimi atau pun menindas gender satu dengan yang lain. Kalau di daerahmu ada cerita unik apa?
Tidak Ada Komentar