Malam Tai Kambing, Tradisi Pernikahan Masyarakat Manado
Apa yang akan terbayang dalam pikiran kita jika mendengar kata pernikahan? Sebagian besar kaum hawa pasti akan berpikiran tentang gaun pernikahan, tata rias, dekorasi, undangan, sesi pemotretan, pre wedding, bulan madu, dan tentu prosesi pernikahannya. Di Indonesia ada banyak prosesi pernikahan yang unik dan menarik perhatian.
Mungkin kita sudah familiar dengan manortor adat Batak, malam bainai adat Padang, malam midodareni adat Jawa, dan juga Uang Panai adat Sulawesi Selatan. Namun, nyatanya ada banyak tradisi perrnikahan di berbagai wilayah nusantara yang belum kita tahu. Salah satunya adalah malam tai kambing, tradisi pernikahan masyarakat keturunan Tionghoa-Manado, di Sulawesi Utara.
Tradisi malam tai kambing adalah tradisi penyuguhan wedang tai kambing di malam sehari menjelang hari pernikahan. Wedang tai kambing merupukan minuman khas Manado yang menyerupai wedang ronde namun berwarna hitam. Wedang yang mengandung jahe ini bermanfaat untuk menghangatkan badan dan meringankan gejala flu serta rasa tak enak badan.
Pada malam tai kambing, keluarga pihak pengantin wanita akan menjamu tamu-tamu dan relasinya juga para sahabat dan teman-teman pengantin wanita, seolah malam perpisahan “status”, atau malam terakhir sebagai gadis, karena pada besok hari, sang “nona” sudah menyandang status sebagai istri dan tentu saja sudah tidak gadis lagi. Pada malam ini, tidak ada tamu yang berkaitan dengan pengantin pria. Bahkan pengantin pria pun tidak hadir.
Dari segi nama, tradisi malam tai kambing ini unik sekali ya? Bagaimana dengan tradisi pernikahan di daerahmu?
Info lebih lanjut
Tidak Ada Komentar