Tahu Sumedang Punya Cerita
Infobudaya.net – Tak diragukan lagi kalau Indonesia adalah surga kuliner. Bagaimana tidak, di setiap jengkal tanahnya, pasti akan menyuguhkan variasi kuliner yang berbeda-beda yang bisa kita cicip dan santap. Sejauh ini telah tercatat 15.000 kuliner tradisional dari hamparan wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Satu dari 15.000 jenis kuliner tersebut adalah tahu sumedang.
Tahu sumedang merupakan salah satu jenis tahu yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di Pulau Jawa. Umumnya, yang terlintas di pikiran kita tentang tahu sumedang adalah tahu goreng asal Sumedang yang nikmat dimakan dengan cabai hijau bukan? Tapi, tahu sumedang tak sesederhana itu, ada cerita menarik lainnya di balik tahu sumedang.
Tahu sumedang pertama kali dibaut oleh Ong Kino, seorang peranakan Tionghoa, pada tahun 1917 untuk menyenangkan istrinya. Tahu sendiri berasal dari bahasa Tionghoa, tao hu. Tao artinya “kacang,” dan hu artinya “lumat.” Tahu ini dijajakan Ong Kino dan langsung digemari oleh banyak orang. Pangeran Soeriaatmadaja pun menyukainya hingga akhirnya tahu sumedang menjadi salah satu ikon Kota Sumedang.
Konon, tahu sumedang yang rasanya asli nan otentik hanya bisa dibuat di daerah Sumedang. Pasalnya, banyak faktor yang memengaruhi proses pembuatan tahu ini. Mulai dari bahan baku kedelai, minyak goreng, hingga sumber air yang digunakan. Di Sumedang, teradapat tiga sumber mata air unik, yakni mata air panas, mata air rasa asin dan mata air rasa masam. Ketiga sumber air ini menyatu dan memiliki sumber mineral yang lebih tinggi dibanding air dari sumber mata air lain. Ketiga sumber mata air ini lah yang menjadikan tahu sumedang terasa lebih kenyal dan awet secara alami.
Dibalik sajian tahu sumedang yang sederhana tersimpan cerita yang luar biasa. Betapa kaya dan luar biasanya ibu pertiwi kita! Mari terus rawat dan jaga kekayaan kita ini.
Sumber:
Perpustakaan Digital Budaya Indonesia
Indonesia Poenya Tjerita – Sejarah RI
Bacaan lebih lanjut:
Tidak Ada Komentar