Tujuh Makanan yang Biasa Dibawa Para Pahlawan Saat Perang
Zaman penjajahan merupakan zaman yang kelam bagi bangsa Indonesia. Hasil bumi banyak yang dieksploitasi oleh para penjajah. Sehingga para pahlawan Indonesia mencari alternatif makanan lain sebagai bekal saat perang. Berikut ini adalah tujuh makanan yang biasa dijadikan bekal oleh para pahlawan saat perang dahulu.
- Nasi Oyek
Makanan yang terbuat dari singkong ini menyimpan cerita sejarah. Pada masa Agresi Militer Belanda II 1948, pasukan Jendral Soedirman sedang dalam masa gerilya untuk menyerang tentara Belanda. Namun dalam perjalanan, mereka kehabisan logistik di tengah hutan wilayah Kediri. Karena terdesak, Soepardjo Rustam masuk ke area pertahanan musuh dan menyelinap ke pemukiman warga. Nasi oyek adalah makanan yang dibawa sebagai bekal untuk diberikan ke pasukannya.
2. Ubi Kukus
Ubi merupakan pengganti karbohidrat yang baik dari nasi. Makanan ini mengandung vitamin C, B kompleks, serta fosfor. Kandungan itu bagus untuk daya tahan tubuh sehingga para pahlawan dahulu tetap prima walaupun makanannya sederhana.
3. Singkong Rebus
Singkong juga sering digunakan sebagai pengganti karbohidrat seperti halnya ubi. Namun, rasanya lebih tawar. Sekarang makanan ini jarang direbus tetapi diolah menjadi berbagai olahan kuliner.
4. Pisang Rebus
Pisang banyak tumbuh liar di pedesaan. Sehingga pisang rebus banyak digunakan sebagai bekal perang oleh pahlawan. Selain itu, makanan ini dapat melancarkan peredaran darah, menambah energi dengan cepat, dan menjaga fungsi jantung.
5. Telur Asin
Telur asin merupakan makanan yang istimewa untuk dibawa di medan perang karena kandungan gizinya sangat baik untuk imunitas tubuh, mudah dibawa dan dikonsumsi, serta rasanya lezat.
6. Janeng
Janeng adalah sejenis umbi-umbian yang tumbuh liar di hutan. Tanaman ini hanya tumbuh di tanah Aceh. Saat masa perang, janeng dijadikan sebagai makanan alternatif yang mengenyangkan. Biasanya ditumbuk dan dikukus, lalu disajikan dengan taburan kelapa gurih.
7. Nasi Jagung
Nasi jagung lebih sehat daripada nasi biasa. Pada zaman penjajahan, makanan ini dimakan untuk menambah energi saat perang. Namun sekarang digunakan untuk program diet atau untuk pasien diabetes dengan menambah sambal terasi dan bakwan jagung sebagai pelengkap.
Sumber:
Tidak Ada Komentar