Ali Bagente, Kuliner Betawi yang Sudah Punah
Zaman dahulu, Ali Bagente biasanya banyak dibuat ketika bulan Ramadhan. Kriuk-kriuknya membuat suasana berbuka menjadi semakin nikmat.
Jajanan ini merupakan campuran dari Arab dan Betawi. Makanan ini bisa dikatakan sudah semakin langka, bahkan orang-orang etnis Arab-Betawi pun sudah banyak yang tidak lagi mengenali jajanan ini. Ali Bagente terbuat dari kerak (sisa nasi yang mengeras di pantat kuali ketika menanak) yang dikeringkan, kemudian digoreng, dan disiram dengan gula ganting (gula merah yang dikentalkan).
Konon, diduga dulunya ada orang bernama Ali yang sangat suka jajanan ini dan jatuh cinta pada orang yang membuat jajanan ini untuknya. Sehingga, kemudian ia berkata, “Ali bah ente” (Ali cinta kamu) dan serta-merta orang-orang menyebut jajanan itu dengan nama Ali Bagente.
Meskipun sudah langka, jika kalian penasaran dengan rasanya, mungkin kalian bisa mampir ke daerah Condet untuk mencari makanan ini. Di masa lalu, komunitas Arab-Betawi kebanyakan bermukim di daerah Kebon Pala (kawasan Tanah Abang) dan Kebon Nanas (kawasan Jatinegara). Khusus etnis Arab yang berasal dari Pekalongan, ketika pindah ke Jakarta mereka kebanyakan bermukim di daerah Condet Batuampar. Sekarang, karena mulai ‘terjepit’ oleh pembangunan, maka banyak warga etnis Arab dari Kebon Pala dan Kebon Nanas yang juga ikut berkumpul di Condet. Kini hampir 80 persen penduduk Condet berasal dari keturunan Arab.
Sumber gambar:
http://setiawanputu.blogspot.com/2010/07/misteri-makanan-bernama-ali-bagente.html
Tidak Ada Komentar