Makna Wayang Kayon dalam Agama Islam
Di setiap pergelaran wayang kulit selalu ditampilkan Gunungan atau dalam pakeliran disebut dengan Wayang Kayon. Disebut Gunungan karena bentuknya yang seperti gunung berbentuk persegi lima yang terdapat simbol di dalamnya. Gunungan ini dalam legendanya berisi mitos Sangkan Paraning Dumadi, yaitu asal mula kehidupan Kayon. Wayang Kayon diciptakan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga salah satu tokoh Wali Songo pada zaman Keraton Demak. Kayon berasal dari kata Kayun, mengandung ajaran filsafat yang tinggi, yaitu ajaran mengenai kebijaksanaan. Hal ini dapat juga diartikan bahwa pertunjukkan wayang juga berisi ajaran filsafat yang tinggi. Wayang Kayon biasanya ditampilkan dalam berbagai permainan misalnya wayang purwa, wayang gedog, wayang krucil, wayang golek, wayang suluh dan sebagainya.
Berbeda dengan wayang lainnya, Wayang Kayon memiliki beraneka macam gambar atau pahatan yang diterapkan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah bentuk pewujudan yang indah dan serasi dengan pewarnaan yang indah dan serasi dengan perwanaan merah kehitam-hitaman atau gambar api yang berkobar, dan air samudera yang kebiru-biruan. Wayang Kayon memiliki dua jenis yaitu Blumbangan (perempuan) dan Gampuran (laki-laki). Di balik wayang Blumbangan terdapat Sunggingan yang menggambarkan api sedang menyala.
Kayon menjadi sebuah simbol kehidupan. Setiap gambar yang ada di dalamnya melambangkan seluruh alam raya beserta isinya, mulai dari manusia, hewan, hutan, dan perlengkapannya. Dilihat dari bentuknya yang persegi lima, mempunyai makna bahwa segi lima adalah lima waktu yang harus dilaksanakan oleh umat muslim. Sedangkan bentuknya yang seperti gunung meruncing ke atas melambangkan bahwa hidup manusia ini menuju yang di atas, yaitu Allah SWT. Gambar pohon dalam Kayon mengandung makna kehidupan manusia di dunia ini, bahwa Allah SWT telah memberikan pengayoman dan perlindungan kepada umatnya untuk hidup di dunia ini.
Jika kita lihat dalam Kayon Blumbangan Solo, di bagian bawah gambar terdapat hewan-hewan besar (rojo koyo), memiliki arti bahwa manusia yang derajatnya rendah di mata Allah SWT adalah seperti hewan ternak, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur;an surah Al-A’raf ayat 179, yang memiliki arti sebagai berikut;
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”(QS. Al-A’raaf: 179).
Lalu di bagian atasnya terdapat gambar burung, yang melambangkan bahwa jika manusia menyadari akan arti hidup yang sebenarnya, maka dia akan memiliki derajat yang tinggi di mata Allah SWT. Burung sendiri melambangkan sifat tawakal yang disenangi Allah SWT. Sebagaimana dalam hadist;
Dari Umar bin Khattab, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Jika kamu tawakal kepada Allah dengan ketawakalan yang sungguh-sungguh, maka Allah akan memberikan rizki kepadamu seperti Allah memberikan rezeki kepada burung, pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang petang dalam keadaan kenyang.” (Hadis riwayat Tirmidzi)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Akan masuk surga orang-orang yang hati mereka seperti hati burung” (Hadis riwayat Muslim) Orang-orang yang bertawakallah yang dimaksud hati mereka seperti hati burung.
Kayon (sumber: Google)
Demikian beberapa makna Kayon di dalam ajaran umat Islam, ternyata Kayon memiliki banyak filosofi yang dapat kita jadikan sebagai panutan dalam kehidupan sehari-hari. Kebudayaan wayang di Indonesia memiliki kaitan yang erat dengan ajaran Islam. Dan dengan mengetahui makna dari setiap Kayon yang ada membuat kita lebih bijak untuk menghadapi segala sesuatu di dunia, sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Jika kita mendalami lagi makna dari gambar yang terdapat di Kayon tersebut, maka kita sadari bahwa semua yang ada di dunia ini akan kembali kepada sang pencipta yaitu Allah SWT. Dari filosofi yang kita ketahui di atas sedikit banyak kita mengetahui makna dari Kayon yang terdapat dalam pewayangan. Maka dari itu mari kita lestarikan kebudayaan pewayangan di Indonesia. Agar Indonesia tetap menjadi Negara yang kaya akan kebudayaannya.
Sumber:
Heriab – Makna Gunungan Wayang Dalam Islam
Info Lanjut:
Tidak Ada Komentar