Prosesi Munikni Ulu Rintah, Aceh Tengah
Adat Munikni Ulu Rintah atau biasa disebut Munikni Reje merupakan tradisi leluhur masyarakat suku Gayo dalam acara penobatan raja atau kepala pemerintahan dan baru pertama kali dilaksanakan di Aceh Tengah. Pada prosesi adat ini akan dilakukan penyematan bawar untuk reje (sejenis belati), penyerahan tikon amanah (tongkat amanah) dan kecalen amanah (genggam amanah). Adat ini menggambarkan bagaimana seorang raja menerima amanah dari rakyatnya untuk dijalankan secara amanah dan bijaksana. Reje diberikan penghormatan untuk menjalankan amanah itu dengan penyematan bawar, diserahkan juga tongkat kebesaran dan diingatkan untuk menggengam amanah sebaik mungkin.
Sebelum memasuki halaman Pendopo, calon raja dan wakilnya disambut dengan kesenian tradisional daerah, Tari Sining dan Tari Munalo yang ditampilkan remaja muda Gayo Aceh Tengah. Tari Sining diperkirakan muncul dan eksis pada sekitar abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dalam kehidupan masyarakat Gayo tempo dulu, tari ini digelar dalam dua prosesi adat; (1) prosesi saat mendirikan rumah baru, dan (2) sebagai bagian dari prosesi upacara memandikan dan penobatan raja (munikni reje). Sebagai bagian dari prosesi penobatan, Tari Sining juga dilaksanakan secara berkala setiap tahunnya kepada raja sebagai simbol pembersihan diri atas segala khilaf selama memimpin. Sedangkan Tari Munalo ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu penting.
Proses Munikni Ulu Rintah selalu dihadiri oleh ribuan rakyat dari berbagai elemen, yang juga merupakan bentuk syukur rakyat atas penobatan raja yang baru.
Sumber:
Data Terkait:
Tidak Ada Komentar