Mengenang Didi Kempot Lewat Lagu Lingsir Wengi
Indonesia dikejutkan dengan berita kematian penyanyi genre campur sari dan keroncong tanah air, Didi Kempot. Selama hidupnya, beliau sudah menulis lebih dari 700 lagu dan memenangkan Anugerah Musik Indonesia sebanyak 8 kali. Dijuluki sebagai “Godfather of Broken Heart”, lagu-lagu Didi Kempot kebanyakan tentang patah hati dan sebagiannya berbahasa Jawa. Salah satu lagu melegenda yang dinyanyikan Didi Kempot adalah Lingsir Wengi.
Lagu Lingsir Wengi kerap disangkut-pautkan dengan hal-hal mistis, bahkan lagu ini sempat muncul dalam film Kuntilanak yang dibintangi oleh Julia Estelle pada 2006 silam. Walaupun sering dianggap sebagai lagu pemanggil makhluk halus, pencipta lagu ini, Sukap Jiman, mengatakan bahwa dalam Lingsir Wengi menceritakan tentang seorang anak muda yang sedang jatuh cinta dan selalu mengingat-ngingat gadis pujaannya di malam hari.
Sukap Jiman menyatakan bahwa lagu Lingsir Wengi yang ia buat semakin terkenal semenjak dinyanyikan oleh Didi Kempot. Lagu Lingsir Wengi yang diciptakan Sukap Jiman berbeda dengan lagu Lingsir Wengi yang diciptakan Sunan Kalijaga.
“Lagu Lingsir Wengi yang mistis itu merupakan Tembang Jawa ciptaan Sunan Kalijaga, kalau judul yang bisa sama saya juga kurang tahu. Tapi lagu saya dari kata “Lingsir” atau “Lengser” yang artinya “berganti”, sedangkan “Wengi” atau “malam”, jadi saat membuat lagu itu, saat waktu malam berganti hari,” ujarnya.
Beginilah lirik Lingsir Wengi, lagu percintaan yang dianggap sebagai lagu pemanggil makhluk halus:
Lingsir wengi (Saat menjelang tengah malam)
Sepi durung biso nendro (Sepi tidak bisa tidur)
Kagodho mring wewayang (Tergoda bayanganmu)
Kang ngerindhu ati (Di dalam hatiku)
Kawitane (Awalnya)
Mung sembrono njur kulino (Hanya bercanda kemudian biasa)
Ra ngiro yen bakal nuwuhke tresno (Tidak mengira akan jadi cinta)
Nanging duh tibane aku dewe kang nemahi (Kalau sudah saatnya akan terjadi pada diriku)
Nandang bronto (Menderita kasmaran)
Kadung loro (Terlanjur sakit)
Sambat sambat sopo (Aku harus mengeluh kepada siapa)
Rino wengi (Siang dan malam)
Sing tak puji ojo lali (Yang kupuja jangan lupakan)
Janjine mugo biso tak ugemi (Janjinya kuharap tak diingkari)
Lingsir wengi (Saat menjelang tengah malam)
Sepi durung biso nendro (Sepi tidak bisa tidur)
Kagodho mring wewayang (Tergoda bayanganmu)
Kang ngerindhu ati (Di dalam hatiku)
Referensi:
Kumparan – Cerita Si Pencipta Lagu Lingsir Wengi dan Makna Sesungguhnya
Data Terkait:
Tidak Ada Komentar